Minggu, 13 Desember 2015

Madzhab Tafsir Era Nabi dan Sahabat

TAFSIR ERA NABI DAN SAHABAT
Oleh: Zainul Fata

A.     Pemahamn Nabi Dan Sahabat Atas Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah firmana Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. dengan menggunakan bahsa arab, sebagaimana firman Allah SWT. “dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.” Asy-Syu’ara (26): 193-195. Namun, tidak semua ayat-ayat al-Qur’an dapat dipahami secara keseluruhan orang arab termasuk para sahabat nabi. Sebab dalam memahami al-Qur’an tidak hanya semata-mata memahami bahasanya saja, akan tetapi memerlukan keahlian khusus dalam cara bernalar.
Berbeda halnya dengan Nabi Muhammad, beliau sudah dijamin oleh Allah untuk memahami isi dan nilai-nilai al-Qur’an baik secara global maupun secara spesifik. Ini terbukti dengan turunnya firman Allah “Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya.” Al-Qiyamah (): 17-19. Sedangkan para sahabat memiliki tingkatan tertentu dalam memahami al-Qur’an. Dalam artian, sebuah ayat yang dapat dipahami oleh sebagian sahabat belum tuntu dapat dipahami oleh sebagioan sahabat yang lain. Hal ini tergantung oleh tingkatan kejeniusan berfikir masing-masing orang.
Oleh karena itu, untuk menunjang pemahan sahabat terhadap ayat-ayat yang turun, nabi SAW. beliau biasanya mebacakan al-Qur’an sekaligus  menjelaskan kepada para sahabat menyangkut ayat-ayat yang musykil (sulit dipahami maksudnya). Penjelasan nabi tersebut besifat ijmali (global) dan di sampaikan secara oral mengingat peradaban orang arab pada saat iniu masih mengandalkan ingatan bukan dalam bentuk tulisan.meskipun nabi telah terlibabt dalam menafsirkan al-Qur’an, namun tidak semua ayat ditafsirkan oleh beliau. Penafsiran al-Qur’an seringkali dilakukan oleh beliau ketika menyangkut ayat yang dianggap musykil (susah dipahami) oleh padre sahabat. Contoh tentang makna ayat QQ. Al-Baqarah (2): 187. Pada ssat itu seorang sahabat bernama ‘Adi bin Hatim yang memahami ayat:
وكلوا واشربوا حتى يتبين لكم الخيط الأبيض من الخيط الأسود من الفجر
 Artinya:  “….. dan makan minumlah kalian hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.
Dlam ayat terdapat kata-kata majas (metafora), yaitu kata al-khaith al-abyadl (benag putih) dan al-khaith al-aswad (benang hitam). Namun tenyata dia (‘Adi bin hatim) memahami dengan apa adanya. Hingga kemudian dia mengambil benang putih dan benang hitam. Pada malam harinya benng itu diperhatiakan terus menerus, namun tetap tidak jelas perbedaannnya, mana yang berwarna putih dan mana yang berwarna hitam. Kemudian, esok harinya ia bertanya kepada rasultentang maksud kata tersebut, dan beliau menjelaskan makssudnya benang putih adalah putihnya siang dengan datangnya waktu fajar. Sedangkan yang dimakasud dengan benang hitam adalah datangnya hitam atau gelapnya malam.
B.     Metode Pemahaman Nabi Dan Sahabat
Metode merupakan suatu konsep yang dapat menentukan bagimana hasil dari sebuah ketetapan. Ketika seseorang berbeda dalam menggunakan metode istimbat maka akan dapat dipastikan hasilnya akan berbeda. Metode juga sangat penting untuk memahami secara menetail atas hasil ketetapan. Oleh karena itu, maka mengetahui metode para sahabat adalah hal pokok bagi seorang yang sedabng belajar ilmu al-Qur’an.
Ada dua metode yang digunakan sahabat nabi dalam memahami al-Qur’an:
1.       Metode periwayatan.
Tradisi penafsiran orang arab bersifat ora orang dengan menggunakan metode periwayatan.  Dengan demikian maka hasil pengajaran tafsir dari nabi itulah yang di transmisikan  kepada generasi berikutnya. Terbuk dengan banyaknya hadis yang meruupakan penjelasan terhadap beberapa hadis yang musykil yang dudlu ditanyakan kepada sahabat nabi. Contoh:
إن الذين آمنوا ولم يلبسوا إيمانهم بظلم أولى
Artinya : Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” Al-An’am (6): 82.
Diriwayatkan dari Ibn masud bahawa ketika itu para sahabat meresa berat mendengar turunnya ayat tersebut. Mereka lalu berkata”siapa di antra kami yang tiak mendzalimi dirinya?” Nabi saw lalu berkata, “bukan kedzaliman seperti itu yang dimakasud , tapi kedzaliman dalam arti berbuat syirik (menyekutuukan Allah). Tidakkah kalian mendengar pernyataan hamab salih (Luqman al-Hakim)yang direkan dalam al-Qur’an, “sesunggahnya syuirik adalah kedzaliman yang besar.
2.      Menafsirkan al-Qur’an dengan al-Qur’an
Jika tidak diteuka dengan metode riwayat maka para sahabat menafsirkan al-Qur’an dengan ayat lain yang mempunyai relevansi yang sama, sebab sl-Qur’an ayatnya dap menjadi tafsir atas ayat-ayat yang lain. Adegium seperti itu yang yang melahirkan tafsir maudlu’I (tematik).

C.     Sumber-Sumber Penafsiran Nabi dan Sahabat
Sumber-sumber penafsiran pada era sahabat adalah sebagai berikut:

1.      Al-Qur’an
Sumber utama penafsran mereka adalah al-Qur’an, yakni pernyataan ayat al-Qur’anyang mempunyai relevansi dengan pernyataan ayat lain yang sdeng di bahas atau di tafsirkan.
2.      Nabi Muhammad saw atau Al-Hadis
Hadis yang dijadikan sumber penafsiran al-Qur’an oleh para sahabat, karena banyak hadis nerupakan penjelansan terhadap ayat-ayat yang musykil.
3.      Vareasi bacaan
Sumberpenafsiran di zaman sahibt selain al-Qur’an  dan ahadis adalah qira’ah (vareasi bacaan).
4.      Pendapat para sahabat
Jika para sahabat tidak mendapatkan informasi dari ayat al-Qur’an dari rasulullah, maka mereka melakukan ijtihad dengan mengerahkan segala kemampuan nalarnya.
5.      Kisah israliyat
Para sahabat suka mencari perincian mengenai hal-hal yang diceritakan secara global dalam al-Qur’an. Mereka kemudian mengambil riwayat-riwayat dari para ahli kitab yang telah masuk islam. Seperti Wahb bin Mutanabbih.
6.      Sayair-syair jahili

Sair jahili biasanya di gunakan untuk menafsirkan dari segi semantic, terutama-kata-kata yang sulit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar